Rabu, 25 Mei 2011

Bab 2 Cahaya


CAHAYA

Cahaya dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup. Tumbuhan hijau memerlukan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis. Manusia juga memerlukan cahaya matahari untuk kebutuhan hidupnya.
Pernahkah anda melihat dan memperhatikan kunang-kunang merupakan binatang yang dapat bercahaya dalam gelap. Cahaya yang dihasilkan kunang-kunang berupa cahaya tanpa panas yang disebut luminescence. Luminescence pada tubuh kunang-kunang dihasilkan oleh suatu zat bernama luciferin. Luciferin bergabung dengan oksigen untuk mengeluarkan cahaya. Pada bab ini akan dipelajari cahaya sebagai gelombang.
A.     Ringkasan Materi
1.      Pembiasan Cahaya pada Prisma.
Jika seberkas cahaya masuk pada sebuah prisma maka cahaya tersebut akan mengalami dua kali pembiasan. Sudut yang terbentuk antara sinar datang dan sinar bias bisa disebut sebagai sudut deviasi.
Rounded Rectangle: D = i1 + i2 - β                                       β = sudut puncak sinar
                                       i2 = sudut bias 2
                                       i1 = sudut datang 1
Sudut deviasi minimum

= n12

n12  = indeks bias relatif zat optis 2 terhadap 1 jika δ kecil (< 15o) maka

δ = (n12 – 1) β

2.      Dispersi Cahaya
Dispersi adalah peruraian cahaya putih menjadi berbagai warna. Selisih sudut devisi kedua warna (merah dan ungu) disebut sudut dispersi (φ )


Rounded Rectangle: φ = Du - Dm
 


                                                              
            Du = deviasi sinar ungu; Dm = deviasi sinar merah untuk sinar yang mengalami deviasi minimum
            φ = δu – δm
jika sudut pembias prisma kecil sehingga
δ = (n-1)β , maka φ = (nu – nm) β

3.      Interfensi Cahaya
 Interferensi terjadi ketika dua gelombang datang bersama pada suatu tempat. Ada dua syarat yang harus dipenuhi oleh dua sumber cahaya agar menghasilkan interferensi yang dapat diamati, yaitu:
a.       Kedua sumber cahaya harus koheren,yaitu keduanya harus memiliki beda fase yang slalu tetap, karena itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama. Beda fase ini boleh nol, tetapi tidak harus nol.
b.      Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitudo yang hampir sama. Jika tidak, interferensi yang dihasilkan kurang kontes.




a.      Interferensi Celah Ganda (Percobaan Young)
1)      Interferensi maksimum terjadi bila dua gelombang memiliki fase yang sama apabila selisih lintasannya sama dengan nol atau kelipatan bilangan bulat panjang gelombang (λ). Secara matematika dapat dituliskan:
Rounded Rectangle: d .sin⁡θ= m .  λ                                            
                                             Dengan m = 0, 1, 2, ....


Karena  >> d, maka sudut θ sangat kecil,

Rounded Rectangle: sin⁡θ≈tan⁡〖θ= P/l〗Sehingga                                                    sehingga dapat dinyatakan dengan persamaan:

Rounded Rectangle: (p.d)/l  =m .λ                                      
                                       Dengan p adalah jarak terang ke-m dari terang pusat.


2)      Interferensi minimum terjadi apabila kedua gelombang mempunyai beda lintasan sama dengan kelipatan bilangan ganjil setengah λ. Secara matematika dapat dituliskan:





Rounded Rectangle: d .  sin⁡θ= (m-1/2)λ
Rounded Rectangle: (p .d)/l  = (m -1/2)λ

 

                                                      Dengan m = 0, 1, 2, ....


Mengingat  , maka dapat dinyatakan                                        dengan p adalah jarak terang ke-m dari terang pusat.

3)      Jarak dua garis terang berurutan atau dua garis gelap berurutan sama dengan ∆p.


Rounded Rectangle: (∆p .d)/l =λ
 




b.      Interferensi pada Cincin Newton
Merupakan pola interfernsi berupa lingkaran gelap terang.
·         Syarat terjadinya interfernsi  maksimum
2 . n . d . cos r =  ; m= 1,2,3, ...
·         Syarat terjadinya interfensi minimum
2 . n . d . cos r =m.  ; m= 0,1,2, ...
Misalnya pada lapisan sabun,minyak, dan sebagainya

c.       Interferensi pada Cincin Newton
Merupakan pola interferensi berupa lingkaran gelap terang .
·         Syarat terjadinya interferensi maksimum:
n.rt2 =   . R; m= 1,2,3,...
dengan : r1 == jari-jari lingkaran terang ke-m
                n = indeks bias medium
·         Syarat terjadinya interferensi minimumm:
n.rg2 = m .  . R ; m = 0,1,2


 
d.      Interferensi cahaya monokromatis oleh kisi:
-          Pada garis terang (interferensi max) jika:
d sin
-          Pada garis gelap (interferensi min) jika:
-          d sin
Jarak antara dua garis gelap atau dua garis terang


Rounded Rectangle: ∆p =  (λ.L)/d
 

                                                                     



4)      Difraksi
      Difraksi gelombang adalah pembelokan gelombang (lenturan) karena adanya penghalang berupa celah . jika muka gelombang tiba pada celah sempit ,maka gelombang akan mengalami lenturan, sehingga terjadi gelombang-gelombang setengah lingkaran yang melebar di daerah belakang celah tersebut.

a.      Difraksi Celah Tunggal (difraksi Franhoufer)
Difraksi pada prinsip Huygen yang mengatakan bahwa tiap celah berperan sebagai gelombang.
Garis gelap ke-m terjadi jika:
d sin θ  =  ; m = 1, 2, 3, ...
Rounded Rectangle: (p.d)/t = (m+1/2)λuntuk sudut yang kecil berlaku:




b.      Difraksi Celah Majemuk (kisi)
Kisi adalah ribuan celah berupa garis tiap sentimeter. Tetapan kisi dihitung dengan:


Rounded Rectangle: d = 1/N cm
 



-          Pola difraksi maksimum diperoleh pada d sin  = m. λ dengan m = 0, 1, 2,...
-          Pola difraksi minimum diperoleh pada d sin  =  dengan m = 1, 2, 3,...

5)      Polarisasi
      Polarisasi adalah terserapnya sebagian arah getar gelombang, sehingga gelombang hanya memiliki satu arah getar.  Polarisasi hanya terjadi pada gelombang transversal dan tidak terjadi pada gelombang longitudinal. Snar alami pada umumnya bukan sinar terpolarisasi.
a.      Polarisasi karena Pemantulan
Bila sinar datang dari cermin datar dengan sudut datang 570 , maka sinar pantul merupakan sinar terpolarisasi.
b.      Polarisasi karena pembiasan dan pemantulan
Cahaya panul terpolarisasi sempurna jika sudut datang θ1 mengakibatkan sinar bias dengan sinar pantul saling tegak lurus. Sudut datang tersebut disebut sudut terpolarisasi atau sudut Brewster.
Besarnya sudut Brewster dirumuskan:




Rounded Rectangle: Tan θ1 = n/n2
 

                                                      Dengan: θ= sudut brewster
                                                                      N1 = indeks bias medium 1
                                                                      N2 = indeks bias medium 2

c.       Polarisasi karena Pembiasan Ganda (Bias Kembar)
Jika cahaya melalui bahan-bahan kristal dengan dua indeks bias (seperti kalsit atau kuarsa), maka cahaya akan memiliki dua kelajuan yang erbeda atau mengalami dua sinar bias,siar pertama tidak dibelokkan dan sinar istimewa yang dibelokkan.
d.      Polarisasi karena absorbsi Selektif
Hukum Malus untuk polarisasi absorbsi selektif:


Rounded Rectangle: I2 = I1 . cos2θ = 1/2 I0 . cos2θ
 




e.       Polarisasi Karena Hamburan
Hamburan adalah peristiwa penyerapan dan pemantulan kembali cahaya oleh suatu sistem partikel. Jika cahaya tidak terpolarisasi datang pada suatu gas, maka cahaya yang dihamburkan ke samping dapat terpolarisasi sebagian atau seluruhnya. Arah polarisasi sedemikian rupa sehingga tegak lurus terhadap bidang yang dibentuk oleh garis sinar datang dengan garis penglihatan.
f.        Perputaran Bidang Polirasi
Jika cahaya terpolarisasi melewati suatu zat,maka arah polarisasi dapat berputar. Zat seperti ini disebut zat optik aktif, misalnya larutan gula pasir dan kristal kuarsa. Besarnya sudut perubahan aeah polarisasi cahaya θ tergantung pada panjang larutan (I)  , konsentrasi larutan (c) , maupun panjang gelombang cahaya yang digunakan ( , dirumuskan: θ = c. l .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar